Bogor, 15 Mei 2025 | Sebuah foto memilukan menggegerkan publik: tiga anak tertidur beralaskan kardus tepat di depan kantor Pemerintah Kabupaten Bogor, di bawah spanduk besar bertuliskan “Taat Pajak Itu Hebat”. Gambar ini bukan hanya menyentuh hati, tetapi juga memukul logika publik: mengapa anak-anak bisa tertelantarkan di jantung pusat kekuasaan?
Joe Salim, aktivis sosial dan lingkungan, melontarkan kritik pedas bukan hanya kepada Bupati dan Wakil Bupati, tetapi langsung menyasar dinas-dinas teknis yang bertanggung jawab secara langsung.
“Ini bukan hanya PR kepala daerah. Pertanyaannya: ke mana Dinas Sosial? Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak? Satpol PP? Bahkan Dinas Pendidikan dan Kesehatan? Apakah mereka buta, tuli, atau hanya hadir saat apel dan makan siang?”
Joe menilai banyak OPD hanya sibuk pada kerja-kerja administratif, laporan serapan anggaran, dan program formalitas yang tidak menyentuh realita rakyat.
“Kita sudah terlalu lama melihat birokrasi yang hanya mengejar rapor bagus, bukan dampak nyata. Budaya ‘asal bapak senang’ (ABS) harus diakhiri. Rakyat tidak butuh dinas yang hanya pandai membuat laporan PowerPoint!”
Ia juga menyatakan bahwa pendekatan pembangunan selama ini terlalu fokus pada proyek, bukan pada penyelamatan kehidupan.
“Gedung dibangun, plang proyek berdiri, laporan disusun. Tapi di depan mata, ada anak yang tak punya rumah. Itu bukan pembangunan, itu ironi negara!”
Joe Salim menyerukan tiga langkah konkret:
- Audit kinerja dan serapan program sosial seluruh OPD terkait. Jika ditemukan kemandekan, ganti pejabatnya.
- Alihkan anggaran kegiatan seremonial ke program penanganan anak dan kemiskinan ekstrem.
- Bentuk Satgas Kemanusiaan lintas dinas dengan keterlibatan masyarakat sipil, bukan hanya birokrat menara gading.
Joe menegaskan bahwa membangun Bogor bukan hanya soal membangun taman kota atau trotoar bersih, melainkan memastikan tak satu pun anak tidur di jalan tanpa perlindungan.
“Wujudkan Kuta Udaya Wangsa yang bukan sekadar slogan, tapi benar-benar kota yang memuliakan warganya, dari anak kecil sampai lansia. Jangan biarkan pembangunan berubah jadi parade kemunafikan.”
Hingga berita ini dirilis, belum ada tanggapan resmi dari dinas-dinas terkait. Publik kini menanti: apakah para pemangku jabatan akan diam, atau mulai bergerak sebelum kehilangan seluruh legitimasi moralnya.
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.