Rokan Hilir, Riau — Meski gerimis tipis menyelimuti Lapangan Stadion Mini Rantau Panjang Kiri, Kecamatan Kubu Babussalam, Kabupaten Rokan Hilir, semangat ratusan santri untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) ke-10 tetap berkobar, Rabu (22/10/2025).
Lebih dari 700 santri dari 19 pondok pesantren se-Kabupaten Rokan Hilir hadir mengikuti upacara peringatan yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.”
Upacara dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Rokan Hilir, Nurmansyah, S.STP., M.Si., yang bertindak sebagai Inspektur Upacara. Acara diawali dengan tari persembahan, dilanjutkan pengibaran Sang Saka Merah Putih dalam formasi huruf “HSN” oleh 46 santri penggerek bendera, disertai lantunan lagu Indonesia Raya yang menggema khidmat di tengah lapangan.



Camat Kubu Babussalam, Hasan Usman, membacakan pembukaan UUD 1945, dilanjutkan Ikrar Santri Indonesia oleh perwakilan santri Pondok Pesantren Dar Aswaja. Momen ini menjadi simbol penguatan peran santri sebagai penjaga moral bangsa di tengah arus perubahan zaman.
Dalam amanat Menteri Agama RI Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., yang dibacakan oleh Nurmansyah, disampaikan bahwa penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri berakar dari Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari pada 1945. Resolusi tersebut menjadi tonggak perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan membentuk karakter kebangsaan yang kokoh di kalangan santri.
“Santri tidak boleh hanya menjadi penonton perubahan zaman. Mereka harus tampil sebagai pelaku sejarah baru yang membawa nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam membangun peradaban dunia yang damai dan berkeadaban,” pesan Menteri Agama.
Menteri Agama juga menegaskan pentingnya keseimbangan antara tradisi dan inovasi, agar santri mampu merawat nilai-nilai pesantren sekaligus menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan bahasa global.

Usai upacara, Nurmansyah menekankan relevansi pesantren di tengah tantangan global. Menurutnya, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi juga benteng moral dan peradaban bangsa.
“Rokan Hilir adalah negeri yang beradab, dan akar peradaban itu adalah akhlak. Akhlak tumbuh dari pendidikan agama. Di tengah maraknya penyimpangan moral dan ancaman narkoba, pesantren hadir sebagai benteng peradaban,” ujarnya.
Sementara itu, Usman Syaufi, Pimpinan Pondok Pesantren Dar Aswaja Syafi’i YPAI, menyatakan bahwa penunjukan pesantrennya sebagai tuan rumah peringatan HSN merupakan kehormatan besar dan tanggung jawab moral.
“Kolaborasi antara pesantren, pemerintah, dan masyarakat adalah bukti bahwa santri adalah bagian dari masyarakat, dan masyarakat bagian dari pesantren,” katanya.
Peringatan Hari Santri Nasional di Rokan Hilir turut dihadiri para pimpinan pondok pesantren se-kabupaten, pejabat Kementerian Agama, anggota DPRD, OPD, Kabag Kesra, tokoh masyarakat, alim ulama, serta unsur Forkopimcam.
Sumber : Media Center Rokan hilir
Editor : Fahrorozi
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.






