Cisarua | Pemdes Tugu Selatan bersama warga masyarakat menggelar istighosah di lapangan Kampung Baru Keramat pada Selasa malam. Acara ini diadakan dalam rangka menyambut Rebo Wekasan 2024, sebuah tradisi yang memiliki makna relijius mendalam bagi masyarakat setempat. Rebo Wekasan adalah salah satu tradisi Islam Jawa yang dirayakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Doa bersama ini dipercaya sebagai salah satu cara untuk memohon keberkahan dan keselamatan dari Allah SWT.
Acara istighosah ini dihadiri oleh ratusan warga dari berbagai kalangan. Tidak hanya warga dari Kampung Baru Keramat, tetapi juga masyarakat dari desa-desa sekitar turut berpartisipasi. Antusiasme warga terlihat dari persiapan yang matang dan kehadiran yang melimpah sejak awal acara dimulai. Rangkaian acara diawali dengan pembacaan tahlil, tahmid, tahlil, dan istighfar yang dilakukan dengan penuh khidmat, dipimpin oleh tokoh agama setempat dan diikuti oleh seluruh peserta yang hadir.



Kepala Desa Tugu Selatan M. Eko Windiana dalam sambutannya menyampaikan pentingnya istighosah dalam menyambut Rebo Wekasan. Melalui acara ini, beliau berharap masyarakat desa Tugu Selatan dapat terhindar dari berbagai mara bahaya dan mendapatkan rahmat sepanjang tahun yang akan datang. Selain itu, ini juga diharapkan dapat melestarikan tradisi istighosah sebagai bagian penting dalam kehidupan spiritual masyarakat.
Sementara Tokoh agama setempat, KH. Mamad, memaparkan bahwa istighosah membawa banyak manfaat spiritual dan sosial. Secara spiritual, istighosah membantu memperdalam iman dan meningkatkan hubungan kita dengan Allah SWT melalui doa. Selain itu, istighosah juga dapat mempererat tali persaudaraan antara anggota komunitas yang berpartisipasi. Dalam momen-momen ini tercipta rasa saling mendukung dan menguatkan dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
Kisah spiritual Nabi Yunus menegaskan pentingnya doa dalam situasi sulit. Setelah ditelan oleh ikan besar, Nabi Yunus tidak putus asa dan mengamalkan doa sebagai bentuk permohonan dan kesadaran akan kebesaran Allah. ” Laa ilahailla annta ini kuntu minadzolimin “. Kisah ini mengajarkan pentingnya tetap berdoa dan berserah diri kepada Allah dalam setiap keadaan.
Reporter: Nuy