Kota Bogor | Kondisi Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Bogor mendapat sorotan tajam dari pemerhati kota, Yusuf Hermawan. Dalam pernyataannya, Yusuf menilai BLK yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mencetak tenaga kerja terampil, kini justru berada dalam kondisi memprihatinkan akibat minimnya perhatian dan dukungan anggaran dari pemerintah daerah.
Menurut Yusuf, BLK Kota Bogor saat ini mengalami berbagai permasalahan serius, mulai dari infrastruktur yang rusak, alat pelatihan yang tidak layak pakai, hingga kekurangan tenaga pengajar berkualitas. Ia menilai, situasi ini sangat bertolak belakang dengan visi Wali Kota Bogor yang ingin menjadikan BLK sebagai pusat peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Bagaimana bisa mencetak tenaga terampil jika gedungnya nyaris roboh, alat latihnya usang, dan SDM-nya terbatas? BLK ini seperti ditinggalkan, padahal fungsinya sangat vital,” tegas Yusuf dalam pernyataan yang disampaikan kepada media.
Yusuf juga mengkritik kebijakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bogor yang dinilai tidak tepat sasaran. Ia menyayangkan anggaran yang seharusnya difokuskan untuk penguatan BLK, justru dialihkan kepada Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di bawah dinas lain yang tidak berfokus pada pelatihan teknis keterampilan kerja.
“BLK ini jelas berada di bawah naungan Disnakertrans, tapi nyatanya malah tak diberi porsi anggaran yang layak. Sementara LPK dari dinas lain justru mendapatkan kucuran dana. Ini sudah keluar dari logika pembangunan SDM,” kritiknya.
Ia juga menyoroti status BLK Kota Bogor yang masih berstatus Tipe A, yang berarti masih sepenuhnya berada di bawah kendali Disnaker. Hal ini membuat pengelolaan keuangan dan program pelatihan menjadi tidak fleksibel, berbeda dengan BLK Tipe B dari kota atau kabupaten lain di Jawa Barat yang telah lebih mandiri.
Meski demikian, Yusuf tetap menyampaikan apresiasi kepada Kepala BLK Kota Bogor, Ibu Gita, yang dinilai tetap menunjukkan dedikasi dan semangat dalam menjalankan tugas, meski dengan segala keterbatasan.
“Saya mendukung penuh perjuangan Ibu Gita. Di tengah fasilitas yang minim dan kurangnya dukungan, beliau tetap berkomitmen menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan Indonesia Emas. Tapi tidak adil jika beliau dan timnya terus berjuang sendiri tanpa sokongan nyata dari atas,” tutupnya. (Nuy)
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.