Cisarua | Ratusan petani dan peternak dari berbagai desa di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, berkumpul dalam semangat solidaritas di Hotel Seruni, Puncak, Selasa (22/7/2025).
Mereka hadir dalam Konsolidasi Kecamatan Gerakan Tani Merdeka Indonesia (TMI), menyuarakan harapan dan tuntutan yang selama ini terpendam.
Dalam forum itu, satu suara menguat: petani dan peternak bukan hanya tulang punggung pangan, tetapi penjaga kehidupan bangsa. Mereka menolak untuk terus dimarginalkan.
Ketua terpilih Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) TMI Cisarua, Joe Salim, tampil lantang menyampaikan realitas di lapangan.

“Kami ini yang memberi makan negeri, tapi masih harus berjuang sendiri. Pupuk terlambat, harga panen ditekan, lahan makin sempit. Ini bukan keluhan—ini seruan agar negara hadir,” tegas Joe.
Joe juga menyoroti kondisi peternakan yang kerap terabaikan. Harga pakan yang melambung, minimnya fasilitas kandang, dan tidak adanya perlindungan saat wabah menjadi beban berlapis bagi peternak.
“Petani dan peternak itu satu wajah, satu peluh. Jangan tunggu kami hilang, baru dicari,” ujarnya penuh emosi.
Beberapa poin krusial yang mengemuka dalam konsolidasi ini meliputi:
Sektor Pertanian:
- Pupuk bersubsidi langka dan tidak tepat sasaran
- Harga hasil panen jatuh, petani merugi
- Akses permodalan sulit dijangkau
- Minim pelatihan dan pemanfaatan teknologi
- Lahan pertanian terus menyusut akibat alih fungsi
Sektor Peternakan:
- Harga pakan tinggi, tidak sebanding dengan hasil produksi
- Tidak tersedia sentra pembibitan dan kandang bersama
- Layanan kesehatan hewan minim
- Harga jual dikuasai tengkulak
- Tidak ada jaminan untuk gagal panen ternak
Acara turut dihadiri H. Ricky, anggota Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Bogor, yang menyampaikan dukungan konkret untuk petani dan peternak.
“Kita tidak bisa terus menggantungkan pangan dari impor. Kekuatan kita ada di desa, dan itu artinya petani dan peternak harus didukung secara serius,” kata Ricky.
Sementara itu, Kang Yudi, Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Jawa Barat, menekankan pentingnya integrasi visi antara pertanian dan peternakan.
“Jangan hanya bicara soal ketahanan pangan, tapi juga ketahanan petani dan peternaknya,” ujarnya.
Cecep Gogom, Ketua DPD TMI Kabupaten Bogor, menggarisbawahi pentingnya memperkuat gerakan dari akar rumput.

“Bogor ini kaya. Tapi kalau petaninya terus ditekan, kita hanya akan jadi penonton di tanah sendiri.”
Acara ditutup dengan pekikan semangat yang menggema:
“Hidup Petani! Hidup Peternak! Tani Merdeka! Cisarua Bergerak! Bogor Istimewa! Kita Udaya Wangsa!”
Bagi para peserta, ini bukan slogan kosong. Ini adalah tekad untuk bangkit dan bergerak. Dari lereng Puncak yang sejuk, gema perjuangan petani dan peternak bergulir menuju pengakuan, perlindungan, dan kebangkitan.
Tani Merdeka Cisarua siap menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari desa.
Reporter: Nuy
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.