Palapatvnews | Tapanuli Utara, Proyek renovasi dan rehabilitasi sarana prasarana sekolah pasca bencana di Kabupaten Tapanuli Utara terkesan asal asalan. Banyak proyek rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana pasca bencana yang dikerjakan dengan terburu-buru dan minim pengawasan dari rekanan dan konsultan. Hal ini menciptakan kekhawatiran terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan.

Beberapa proyek rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana sekolah di Kabupaten Tapanuli Utara, seperti SMP Negeri Tiga Tarutung, masih jauh dari harapan. Hasil investigasi dari lembaga swadaya masyarakat dan beberapa media menemukan bahwa tidak ada pengawas atau konsultan yang memantau proyek-proyek tersebut. Ketika tim LSM dan media mencoba mencari pengawas atau konsultan, mereka tidak berhasil menemukannya. Bahkan, ketika mencoba menghubungi para pekerja, mereka semuanya bungkam.
Selain kurangnya pengawasan, terdapat dugaan bahwa material yang digunakan dalam proyek-proyek tersebut tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB). Bangunan yang sedang dikerjakan oleh pelaksana kontraktor PT. Insan Cita Grup dengan nilai kontrak sebesar Rp. 5.507.526.553 terlihat tidak berkualitas. Terdapat material batu yang kotor dan tidak dicuci serta besi pondasi yang tidak sesuai standar proyek rehabilitasi dan renovasi sekolah SMP Negeri 3 Tarutung. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kualitas bangunan yang tidak baik dan terkesan asal jadi.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan mengingat Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang rawan gempa. Terlihat bahwa besi tiang pondasi tidak sesuai dengan struktur bangunan dan banyak tiang yang keropos setelah dicor. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah pusat dan Presiden Jokowi untuk turun tangan dalam masalah ini. Proyek-proyek yang tidak sesuai spesifikasi harus ditinjau ulang, terutama dalam hal pemasangan pondasi dan tiang bangunan yang harus memperhatikan kondisi daerah yang rawan gempa. Selain itu, dugaan adanya pengawas dari kementerian dan konsultan yang tidak bertindak serta sulit berkomunikasi dengan awak media dan tim LSM juga perlu ditindaklanjuti.
Reporter: Eduard