Palapatvnews | Rokan Hilir, Kemacetan di jalan protokol lintas Bagan Siapi-api Ujung Tanjung kembali menjadi sorotan publik. Masalah ini berakar dari ketidakseriusan kinerja Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Damkar Rohil dalam mengatasi kemacetan tersebut. Selasa (21/05/24).
Kepala Satpol PP menuduh bahwa kemacetan disebabkan oleh motor anggota damkar yang diparkir sembarangan. Namun, pihak Damkar Rohil memberikan klarifikasi bahwa keterbatasan halaman parkir memaksa kendaraan mereka untuk memakan badan jalan, yang pada akhirnya memperburuk situasi lalu lintas.

Iman Syarial dari Damkar menyatakan bahwa jika halaman depan tidak ditempati oleh pedagang kaki lima (PKL), area tersebut bisa digunakan sebagai tempat parkir sehingga tidak memakan badan jalan. Sayangnya, upaya untuk menertibkan PKL belum membuahkan hasil karena Satpol PP belum berhasil menindaklanjuti penertiban tersebut. Akibatnya, halaman yang ada tetap dikuasai oleh PKL, menambah ketidaknyamanan dengan sampah yang berserakan di sekitar area tersebut.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan mengakui bahwa pihaknya hanya bergerak dalam fungsinya namun belum mampu memberikan solusi efektif untuk mengurai kemacetan. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, hasil yang diharapkan belum tercapai. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat yang terus mengalami kesulitan akibat kemacetan yang tak kunjung teratasi.

Kondisi ini menunjukkan bahwa ada permasalahan koordinasi dan kerjasama antara Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Damkar Rohil. Ketidakseriusan dalam menangani tugas masing-masing pihak menyebabkan dampak yang signifikan terhadap kelancaran lalu lintas di jalan protokol lintas Bagan Siapi-api Ujung Tanjung. Publik berharap adanya solusi konkret dan segera dari pihak terkait untuk mengatasi kemacetan yang sudah lama menjadi masalah ini.
Dalam upaya mengatasi kemacetan di jalan protokol Rokan Hilir, berbagai dinas terkait, yaitu Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Damkar Rohil, mengalami konflik dan kesulitan dalam koordinasi. Perbedaan pandangan dan saling menyalahkan di antara dinas-dinas tersebut semakin memperumit penanganan masalah kemacetan yang sudah menjadi perhatian publik.

Satpol PP menuding motor anggota Damkar sebagai penyebab utama kemacetan. Menurut mereka, keberadaan kendaraan Damkar yang parkir sembarangan di sepanjang jalan protokol menghalangi kelancaran arus lalu lintas. Ini menciptakan hambatan yang signifikan, terutama pada jam-jam sibuk. Sementara itu, pihak Dinas Perhubungan merasa bahwa mereka telah bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi mereka, namun upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil yang memuaskan. Mereka menganggap bahwa masalah kemacetan ini perlu penanganan lebih komprehensif dan sinergi antar dinas yang lebih baik.
Di sisi lain, pihak Damkar Rohil menyatakan bahwa Pedagang Kaki Lima (PKL) yang beroperasi di halaman depan kantor mereka menjadi salah satu penyebab utama kemacetan. Menurut mereka, PKL yang berjualan di area tersebut menghambat akses masuk dan keluar kendaraan Damkar, yang seharusnya bisa digunakan sebagai tempat parkir. Selain itu, sampah yang dihasilkan oleh PKL menambah ketidaknyamanan dan mengganggu kebersihan lingkungan sekitar. Hingga berita ini diterbitkan, kepala Damkar belum dapat dijumpai untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai situasi ini.
Perseteruan dan kurangnya koordinasi antar dinas ini menunjukkan perlunya perbaikan serius dalam komunikasi dan kerjasama antar lembaga untuk mengatasi kemacetan di jalan protokol lintas Bagan Siapi-api Ujung Tanjung. Tanpa adanya koordinasi yang baik, upaya mengurai kemacetan akan terus mengalami kendala, yang pada akhirnya merugikan kepentingan umum.
Reporter: Handoko
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.