Palapatvnews | Kolaka Utara, Minggu, 26 Mei 2024, sekitar pukul 12.30 WITA, sebuah peristiwa tragis mengguncang Lingkungan V, Kelurahan Mala-mala, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Fiki Mubarak, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang masih duduk di bangku kelas V SDN 1 Kodeoha, ditemukan tewas gantung diri di kamar rumahnya. Penemuan ini pertama kali diketahui oleh nenek korban, Appe (54), yang baru saja pulang dari masjid dan mendapati Fiki tidak terlihat di rumah.
Appe segera mencari cucunya yang tidak terlihat di sekitar rumah. Setelah beberapa waktu mencari, neneknya menemukan Fiki tergantung dengan seutas tali berwarna biru yang melilit lehernya di dalam kamar. Dengan perasaan terkejut dan panik, Appe kemudian memanggil tantenya, Hasniati (46), untuk membantu melepaskan lilitan tali dari leher korban. Setelah lilitan tali dilepaskan, keduanya memeriksa kondisi Fiki yang ternyata sudah tidak bernyawa.
Dalam suasana duka dan kebingungan, nenek dan tante korban membawa tubuh Fiki ke rumah neneknya. Mereka kemudian segera melaporkan kejadian ini kepada pemerintah setempat dan aparat Polsek Kodeoha. Peristiwa tragis ini menimbulkan kepedihan mendalam di kalangan keluarga korban serta masyarakat setempat, yang merasa kehilangan seorang anak yang masih sangat muda.
Kematian Fiki Mubarak menyoroti pentingnya perhatian dan dukungan terhadap kesehatan mental anak-anak. Tragedi ini juga menggarisbawahi perlunya kerja sama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional anak. Aparat kepolisian setempat sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui latar belakang dan penyebab peristiwa tragis ini.

Pada pukul 13.00 WITA, pihak kepolisian dari Polsek Kodeoha yang menerima informasi dari masyarakat mengenai penemuan mayat ini segera bergerak cepat menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Lingkungan V, Kelurahan Mala-mala. Kapolres Kolaka Utara, AKBP Arif Irawan, melalui Kasi Humas Aipda Arif Afandi, membenarkan adanya penemuan mayat gantung diri ini. Berdasarkan keterangan dari keluarga, korban diduga melakukan aksi bunuh diri karena mengalami depresi.
Keluarga menyatakan bahwa Fiki, korban yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, memiliki kelainan jiwa yang diduga menjadi faktor penyebab tragedi ini. Keadaan mental Fiki yang tidak stabil diyakini telah mempengaruhi keputusan tragis yang diambilnya. Meski demikian, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut guna memastikan penyebab pasti dari kejadian ini.
Proses penyelidikan ini mencakup pengumpulan bukti-bukti di TKP serta wawancara dengan pihak keluarga dan saksi-saksi lainnya. Polisi berupaya mengungkap latar belakang dan faktor-faktor yang mungkin mendorong Fiki untuk melakukan tindakan nekat ini. Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi psikologis korban sebelum kejadian serta kemungkinan adanya faktor eksternal yang berkontribusi.
Tragedi ini sekali lagi menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama pada anak-anak dan remaja. Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat dan pihak berwenang untuk lebih peka terhadap tanda-tanda depresi dan kelainan jiwa pada individu di sekitar mereka. Penanganan yang tepat dan dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Reporter: Musriadi
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.