Rokan Hilir | Kesadaran masyarakat tentang dampak negatif penggunaan pestisida kimia terus membaik. Namun, masih banyak petani yang memilih menggunakan pestisida kimia untuk melindungi tanaman dari hama karena kurangnya pengetahuan tentang pestisida ramah lingkungan, seperti pestisida nabati.
Mahasiswa KKN MBKM Universitas Riau mengabdi di Desa Rantau Panjang Kiri Hilir, Kecamatan Kubu Babussalam, Kabupaten Rokan Hilir. Mereka melatih ibu-ibu PKK dan warga setempat untuk membuat pestisida nabati dari limbah kulit bawang merah dan bawang putih. Sosialisasi ini dilakukan di kantor kepenghuluan Rantau pada hari Rabu, 21 Agustus 2024.

Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa pestisida nabati terbuat dari bahan aktif yang berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Karena bahan bakunya alami, pestisida ini mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Selain itu, pestisida nabati juga aman bagi manusia dan hewan karena residunya cepat hilang.
Sosialisasi diawali dengan pemberian arahan tentang cara membuat pestisida nabati, kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung. Proses pembuatan pestisida nabati ini sederhana dan murah. Kulit bawang direndam dalam toples berisi air, kemudian ditutup rapat dan difermentasi selama 48 jam sebelum diaplikasikan.
Datuk Rusli, kepala Kepenghuluan Rantau Panjang Kiri Hilir, mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN MBKM Universitas Riau. Ia berharap kegiatan ini dapat membantu masyarakat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia dan beralih ke pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan.
Reporter: Fahrorozi
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.