Rokan Hilir | Di kampung halaman Rokan Hilir, tradisi pantun tetap hidup dan berkembang berkat sosok seperti Muhammad Sarbaini, yang lebih dikenal dengan nama Rahmat Pantun.
Sejak kecil, Rahmat telah dipandu oleh neneknya dalam seni berpantun, yang kini menjadi bagian penting dari kehidupannya.
Pada setiap acara di Riau, terutama seremoni dan pernikahan, pantun selalu dibacakan, menambah kemeriahan suasana.
Peran Lembaga Tepak Sirih dalam Melestarikan Pantun



Rahmat Pantun mendirikan Lembaga Tepak Sirih dengan tujuan untuk melestarikan dan mendidik generasi muda agar mencintai pantun.
Bersama rekan-rekannya, termasuk Fatimah sebagai bendahara lembaga, mereka mengadakan berbagai kegiatan berpantun, khususnya pada acara pernikahan.
Tradisi ini bukan hanya sekedar, tetapi merupakan sebuah warisan budaya yang wajib dilestarikan, terutama di daerah yang kaya akan sejarah dan budaya Melayu ini.
Dukungan Terus Menerus untuk Generasi Muda
Dengan harapan bisa melanjutkan tradisi ini, Rahmat menyatakan komitmennya untuk membina generasi muda yang ingin belajar berpantun.
Beliau mengajak siapapun yang berminat untuk datang dan belajar di rumahnya di Kepenghuluan Batu Hampar.
Melalui warisan budaya ini, Rahmat telah membuktikan bahwa pantun adalah bagian yang tak terpisahkan dari identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan, termasuk keputusan UNESCO yang menetapkan pantun sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.