Cibinong | Semangat pagi menyelimuti Saung Bogania, Kamis (24/7), ketika puluhan pengurus dan kader Tani Merdeka dari berbagai penjuru Kabupaten Bogor berkumpul dalam satu langkah besar: Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD Tani Merdeka Indonesia Tahun 2025.
Tak ada denting seremonial yang berlebihan. Yang terdengar adalah suara tawa, diskusi, dan komitmen bahwa petani hari ini tak lagi ingin berjalan sendiri. Mereka ingin bersatu, bergerak bersama dalam barisan yang rapi dan terarah, membawa satu tekad: petani berdaulat, pangan kuat, bangsa bermartabat.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam perjalanan organisasi. Selain merumuskan arah kerja ke depan, acara juga diisi dengan penyerahan SK kepengurusan secara simbolik kepada dua kecamatan, mewakili seluruh DPK se-Kabupaten Bogor. Sebuah langkah kecil yang membuka jalan panjang menuju kemandirian.
“Ini bukan hanya rapat. Ini panggilan perjuangan. Kita kuatkan pondasi organisasi, bukan untuk bergaya, tapi untuk bekerja nyata,”
ujar H. Cecep Gogom, Ketua DPD Tani Merdeka Kabupaten Bogor, membuka kegiatan dengan penuh semangat.
Tokoh Daerah Hadir, Dukungan Mengalir
Kehadiran para tokoh penting menunjukkan bahwa gerakan ini tak berjalan sendiri. Sejumlah perwakilan dari institusi strategis turut hadir dan menyampaikan dukungannya:
Kapten Infanteri Tatang Taryono, Danramil Cibinong 202 mewakili Dandim 0621/Kabupaten Bogor
Dedi Djabir, Perwakilan Dinas Ketahanan Pangan
Ibu Puri, Perwakilan Dinas Perikanan dan Peternakan
Perwakilan dari Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun)
Yudi Setia Kurniawan, Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Jawa Barat
H. Munin Niin Kisin, S.E, Dewan Pengawas DPD
Seluruh Pengurus DPK dari berbagai kecamatan
Para tamu undangan dari berbagai unsur masyarakat
Dalam sesi narasumber, berbagai isu strategis dibahas, mulai dari ketahanan pangan, potensi perikanan rakyat, penguatan ternak desa, hingga pentingnya koperasi petani.
“Organisasi seperti Tani Merdeka ini bukan hanya penting—tapi sangat dibutuhkan. Pemerintah butuh mitra yang paham kondisi lapangan,”
kata Dedi Djabir dari Dinas Ketahanan Pangan.
Ibu Puri dari Dinas Peternakan pun mengajak petani untuk tak ragu memulai langkah kecil, seperti ternak unggas dan ikan mandiri.
“Jangan tunggu besar. Mulailah dari dua ekor ayam, dua kolam lele. Dari situ bisa lahir ekonomi keluarga yang kuat,” ungkapnya penuh semangat.
Sementara itu, Ketua DPW Jawa Barat Yudi Setia Kurniawan memberi motivasi yang membakar semangat hadirin.
“Kabupaten Bogor ini potensial. Kalau para pengurus serius bekerja, saya yakin bisa jadi percontohan nasional,” katanya, disambut tepuk tangan.
Ketua OKK sekaligus Ketua Panitia, Saiful Rizal, menambahkan bahwa kegiatan ini hanyalah permulaan.
“Kita bukan hanya hadir di atas kertas. Kita hadir di sawah, di kandang, di lapangan, bersama petani,” ujarnya mantap.
Sebagai penyeimbang, Dewan Pengawas, H. Munin Niin Kisin, S.E, mengingatkan bahwa kekuatan organisasi bukan di panggung, tapi di konsistensi.
“Jaga niat, jaga arah. Jangan hanya semangat di rapat, tapi lemah di ladang,” pesannya penuh makna.
Langkah Kecil, Arah Besar
Di akhir acara, suasana keakraban masih terasa. Diskusi kecil di bawah pohon, foto bersama sambil tertawa, hingga rencana tindak lanjut yang langsung disusun oleh para pengurus kecamatan. Rakerda ini ditutup bukan dengan formalitas, tapi dengan semangat yang menyala.
Dari Tanah Tegar Beriman, petani Bogor hari ini tak hanya menanam padi dan memelihara ternak. Mereka juga sedang menanam harapan dan menyuburkan cita-cita: menjadi kekuatan pangan bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri.
Catatan:
Jika bangsa ini ingin berdaulat, maka petani harus ditempatkan di garis depan. Dan dari Bogor, suara petani telah menggema. Bukan hanya untuk didengar, tapi untuk menjadi gerakan yang nyata.
Eksplorasi konten lain dari Palapatvnews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.